♡ KEUTAMAAN MALU ♡


11051737_457926084366559_805801158342512910_n
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama
mengatakan bahwa malu hakikatnya adalah akhlak yang
mengantar seseorang untuk meninggalkan kejelekan dan
menghalanginya mengurangi hak-hak orang lain.”
——————–
Kami telah meriwayatkan dari Al-Qasim Al-Junaidi
rahimahullah, ia berkata, “Malu adalah memperhatikan nikmat-
nikmat (Allah Subhanahu wa Ta’ala) dan menganggap dirinya
kurang (mensyukuri nikmat-nikmat tersebut). Dari keduanya
terlahir rasa malu.”
——————–
Ummu Abdillah al-Wadi’iyyah hafizhahallahu ta’ala berkata,
“Malu adalah salah satu akhlak yang utama. Ia merupakan
perhiasan manusia. Hilangnya rasa malu akan menyebabkan
segala macam keburukan, sehingga terjadilah pertumpahan
darah, dinodainya kehormatan manusia, dilakukannya
perbuatan-perbuatan keji, tidak dihargainya orang-orang tua,
dan campur baurnya laki-laki dengan para wanita. Para wanita
keluar sembari menampakkan perhiasan dan berdandan,
bepergian tanpa mahram. Hilangnya rasa malu juga akan
menyebabkan al-haq hanya didengar namun selanjutnya
ditolak.”
——————–
Al-Imam Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Lima
tanda celakanya seseorang adalah kerasnya hati, mata yang
tidak bisa menangis, sedikitnya rasa malu, cinta dunia, dan
panjang angan-angan.”
——————–
◆(Nashihati lin Nisa’, hlm. 196-197)◆
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 62/VI/1431 H/2010, hal. 1,
rubrik Permata Salaf.

Leave a comment